Membesarkan Balita di Usia Muda
Suka Duka Membesarkan Balita di Usia Muda
Bagi Mama yang nikah muda dan sudah
memiliki anak di usia muda, ini Dia Suka Duka Membesarkan Balita di Usia Muda
sebagai inspirasi.
Tidak jarang bagi beberapa orang
memutuskan untuk menikah di usia yang masih muda, misalnya setelah lulus dari
SMA atau selesai kuliah.
Beberapa orang juga sudah memilih
menikah di usia awal 20-an yang tentu masih terbilang sangat muda.
Bagi beberapa orang kehidupan
seperti ini adalah kehidupan yang ideal, apalagi jika pasangan tersebut memang
ingin memiliki anak di usia yang muda.
Namun, menjadi orangtua di usia muda
tentunya membutuhkan banyak hal untuk dipersiapkan, baik itu secara fisik,
mental, spiritual, hingga finansial.
Setelah memiliki anak terdapat
banyak suka dan duka yang dirasakan oleh orangtua muda.
Untuk itu, bagi Mama yang sudah
menjadi orangtua muda atau pasangan yang berencana menjadi orangtua muda,
berikut suka duka membesarkan balita di usia muda.
Perubahan cara berpikir
Memiliki anak di usia muda dapat
mengubah pola pikir atau cara berpikir seseorang dibandingkan sebelum menikah
dan memiliki anak.
Misalnya yang dulu masih sering
egois dan menempatkan diri sendiri sebagai prioritas nomor satu, setelah
memiliki anak yang menjadi prioritas adalah si Kecil.
Hal tersebut bisa menjadi sisi yang
positif, karena sebagai orangtua muda, Mama menjadi lebih berpikir dengan lebih
matang.
Mama juga lebih memikirkan kondisi
yang dialami oleh anak.
Selain dapat berpikir dengan lebih
baik, Mama juga lebih mempertimbangkan banyak aspek sebelum bertindak.
Tidak bisa menikmati masa muda
Salah satu duka yang mungkin
dirasakan dengan memiliki anak di usia muda adalah waktu luang menjadi lebih
sedikit.
Di usia muda pada umumnya kita ingin
menghabiskan waktu dengan bersantai, hang out bersama teman-teman, bahkan
menempuh pendidikan hingga ke jenjang tinggi atau merintis karir.
Ketika seseorang memutuskan untuk
menikah muda dan langsung memiliki anak, masa muda ini pun tidak bisa
dinikmati.
Mama merasa lelah setelah mengurus
anak dan kebutuhan rumah tangga sehingga tidak ada waktu lagi untuk pergi
keluar dan melakukan banyak aktivitas.
Ada kemungkinan masa muda menjadi
habis begitu saja, seolah-olah Mama tidak memiliki kesempatan untuk menikmati
masa muda selayaknya orang lain.
Persiapan finansial dan mental yang belum cukup
Duka lain yang harus dihadapi adalah
kondisi mental dan finansial.
Beberapa orang yang memiliki
cita-cita menikah dan menjadi orangtua muda mungkin sudah memiliki persiapan
yang mumpuni.
Sayangnya, tidak semua mendapat privilege
atau kesempatan yang sama.
Beberapa orangtua muda memiliki
kondisi finansial dan mental yang belum matang, sehingga sulit bagi mereka
untuk menjalani peran sebagai orangtua.
Misalnya rasa pusing ketika
memikirkan biaya hidup untuk si Kecil atau merasa stres dengan tekanan menjadi
orangtua tanpa kesiapan mental yang baik.
Maka dari itu, pasangan yang
berencana menjadi orangtua muda sebaiknya mempertimbangkan ulang kondisi mental
dan finansial terlebih dahulu.
Merasa bahagia dan hidup terasa lengkap
Meski ada konsekuensi yang harus
dihadapi, ketika seseorang memiliki impian menjadi orangtua muda, banyak juga
kebahagiaan yang akan didapatkan.
Hampir semua orang merasa bahwa
menikah dan memiliki anak adalah harapan yang dapat memberikan kebahagiaan. Mungkin
Mama adalah salah satunya dan hal ini memang tidak salah.
Menikah dan memiliki anak di usia
muda dapat membuat perasaan menjadi lebih bahagia, bahkan hidup terasa lengkap
dengan kehadiran si Kecil.
Tidak mengherankan jika banyak yang
ingin menjadi orangtua muda sehingga merasa bahagia dengan keluarga yang
dimiliki.
Lebih dekat dengan anak
Keuntungan lain menjadi orangtua
muda adalah jarak usia yang tidak terpaut jauh dengan anak, hal ini menjadikan
Mama bisa lebih menikmati momen-momen dengan anak.
Ketika si Kecil beranjak besar pun
dia akan merasa akrab dengan Mama seperti seorang teman karena usia yang tak
terlampau jauh.
Misalnya, Mama lebih memahami tren
masa kini dan hal tersebut dapat mempererat hubungan dengan anak karena ia
menyukai tren-tren tersebut.
Media pendekatan ini bisa jadi
selera musik, film, makanan, dan lain yang cocok satu sama lain.
Demikian suka duka membesarkan
balita di usia muda, apakah mirip dengan kondisi yang dialami Mama saat ini?
Untuk pasangan muda yang berencana
menjadi orangtua muda, semoga dapat membantu dalam mempertimbangkan atau
memutuskan banyak hal ya Mam.
Penutup
Demikian artikel dari Kamus Mama mengenai Suka Duka Membesarkan Balita di Usia Muda.
Mohon saran dari pembaca untuk
kelengkapan isi artikel ini, silahkan saran tersebut dapat disampaikan melalui
kolom komentar.
Baca artikel lain :
- Agar Bayi Tidak Gumoh setelah Menyusu
- Masalah Gizi pada Anak Balita
- Apa penyebab bayi sering kentut
- Cara agar Bayi Tidak Gumoh setelah Menyusu
- Memahami Proses dan Manfaat Imunisasi DPT
- Cara Melatih Anak Bicara dengan Jelas
- Kebutuhan Gizi Balita 1-3 Tahun
- Muntaber pada Anak Balita
Sumber referensi :
- berbagai sumber
Posting Komentar untuk "Membesarkan Balita di Usia Muda"