Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Membesarkan Balita di Usia Muda

Suka Duka Membesarkan Balita di Usia Muda

Bagi Mama yang nikah muda dan sudah memiliki anak di usia muda, ini Dia Suka Duka Membesarkan Balita di Usia Muda sebagai inspirasi.

Suka Duka Membesarkan Balita di Usia Muda
gambar dari freepik.com

Tidak jarang bagi beberapa orang memutuskan untuk menikah di usia yang masih muda, misalnya setelah lulus dari SMA atau selesai kuliah.

Beberapa orang juga sudah memilih menikah di usia awal 20-an yang tentu masih terbilang sangat muda.

Bagi beberapa orang kehidupan seperti ini adalah kehidupan yang ideal, apalagi jika pasangan tersebut memang ingin memiliki anak di usia yang muda.

Namun, menjadi orangtua di usia muda tentunya membutuhkan banyak hal untuk dipersiapkan, baik itu secara fisik, mental, spiritual, hingga finansial.

Setelah memiliki anak terdapat banyak suka dan duka yang dirasakan oleh orangtua muda.

Untuk itu, bagi Mama yang sudah menjadi orangtua muda atau pasangan yang berencana menjadi orangtua muda, berikut suka duka membesarkan balita di usia muda.


Perubahan cara berpikir

Memiliki anak di usia muda dapat mengubah pola pikir atau cara berpikir seseorang dibandingkan sebelum menikah dan memiliki anak.

Misalnya yang dulu masih sering egois dan menempatkan diri sendiri sebagai prioritas nomor satu, setelah memiliki anak yang menjadi prioritas adalah si Kecil.

Hal tersebut bisa menjadi sisi yang positif, karena sebagai orangtua muda, Mama menjadi lebih berpikir dengan lebih matang.

Mama juga lebih memikirkan kondisi yang dialami oleh anak.

Selain dapat berpikir dengan lebih baik, Mama juga lebih mempertimbangkan banyak aspek sebelum bertindak.


Tidak bisa menikmati masa muda

Salah satu duka yang mungkin dirasakan dengan memiliki anak di usia muda adalah waktu luang menjadi lebih sedikit.

Di usia muda pada umumnya kita ingin menghabiskan waktu dengan bersantai, hang out bersama teman-teman, bahkan menempuh pendidikan hingga ke jenjang tinggi atau merintis karir.

Ketika seseorang memutuskan untuk menikah muda dan langsung memiliki anak, masa muda ini pun tidak bisa dinikmati.

Mama merasa lelah setelah mengurus anak dan kebutuhan rumah tangga sehingga tidak ada waktu lagi untuk pergi keluar dan melakukan banyak aktivitas.

Ada kemungkinan masa muda menjadi habis begitu saja, seolah-olah Mama tidak memiliki kesempatan untuk menikmati masa muda selayaknya orang lain.


Persiapan finansial dan mental yang belum cukup

Duka lain yang harus dihadapi adalah kondisi mental dan finansial.

Beberapa orang yang memiliki cita-cita menikah dan menjadi orangtua muda mungkin sudah memiliki persiapan yang mumpuni.

Sayangnya, tidak semua mendapat privilege atau kesempatan yang sama.

Beberapa orangtua muda memiliki kondisi finansial dan mental yang belum matang, sehingga sulit bagi mereka untuk menjalani peran sebagai orangtua.

Misalnya rasa pusing ketika memikirkan biaya hidup untuk si Kecil atau merasa stres dengan tekanan menjadi orangtua tanpa kesiapan mental yang baik.

Maka dari itu, pasangan yang berencana menjadi orangtua muda sebaiknya mempertimbangkan ulang kondisi mental dan finansial terlebih dahulu.


Merasa bahagia dan hidup terasa lengkap

Meski ada konsekuensi yang harus dihadapi, ketika seseorang memiliki impian menjadi orangtua muda, banyak juga kebahagiaan yang akan didapatkan.

Hampir semua orang merasa bahwa menikah dan memiliki anak adalah harapan yang dapat memberikan kebahagiaan. Mungkin Mama adalah salah satunya dan hal ini memang tidak salah.

Menikah dan memiliki anak di usia muda dapat membuat perasaan menjadi lebih bahagia, bahkan hidup terasa lengkap dengan kehadiran si Kecil.

Tidak mengherankan jika banyak yang ingin menjadi orangtua muda sehingga merasa bahagia dengan keluarga yang dimiliki.


Lebih dekat dengan anak

Keuntungan lain menjadi orangtua muda adalah jarak usia yang tidak terpaut jauh dengan anak, hal ini menjadikan Mama bisa lebih menikmati momen-momen dengan anak.

Ketika si Kecil beranjak besar pun dia akan merasa akrab dengan Mama seperti seorang teman karena usia yang tak terlampau jauh.

Misalnya, Mama lebih memahami tren masa kini dan hal tersebut dapat mempererat hubungan dengan anak karena ia menyukai tren-tren tersebut.

Media pendekatan ini bisa jadi selera musik, film, makanan, dan lain yang cocok satu sama lain.

Demikian suka duka membesarkan balita di usia muda, apakah mirip dengan kondisi yang dialami Mama saat ini?

Untuk pasangan muda yang berencana menjadi orangtua muda, semoga dapat membantu dalam mempertimbangkan atau memutuskan banyak hal ya Mam.


Penutup

Demikian artikel dari Kamus Mama mengenai Suka Duka Membesarkan Balita di Usia Muda.

Mohon saran dari pembaca untuk kelengkapan isi artikel ini, silahkan saran tersebut dapat disampaikan melalui kolom komentar.

Baca artikel lain :


Sumber referensi :

  • berbagai sumber

 

Posting Komentar untuk "Membesarkan Balita di Usia Muda"