Tanda Anak Takut Buang Air Besar
Tanda Anak Takut Buang Air Besar
Apa saja Tanda Anak Takut Buang Air
Besar, Mama Harus Lebih Waspada dan mencoba mengenali serta menyadari adanya
gejala ini pada si Kecil.
Mama, pernah mengalami momen dimana
anak takut ke toilet?
Atau Mama pernah merasakan bahwa
Anak hanya diam saja walaupun dia terlihat mulas?
Bisa jadi itu tanda bahwa anak takut
untuk buang air besar (BAB) ya Mam.
Ketakutan untuk BAB dapat timbul
apabila sebelumnya anak mengalami kejadian buruk yang membuat trauma.
Biasanya terjadi karena anak merasa
tertekan dan kesulitan saat mengeluarkan tinja.
Anak mungkin akan mengingat
bagaimana sakitnya hal tersebut, sehingga ia memilih untuk menghindari BAB.
Faktor lainnya, anak bisa jadi
pernah merasakan ketidaknyamanan saat berada di toilet.
Seperti, pernah merasakan kondisi
toilet yang kotor, melihat hewan tertentu di toilet, atau bahkan anak takut
merasakan sendiri karena membayangkan hal-hal menyeramkan lainnya.
Ketakutan anak ini tidak boleh
dibiarkan terlalu lama.
Berikut informasi mengenai
tanda-tanda anak takut buang air besar supaya Mama tahu dan lebih waspada.
Menghindar saat harus ke toilet
Anak akan menyangkal reaksi tubuhnya
sendiri untuk buang air besar.
Ketika sedang sakit perut, ia akan
menjauh dari pandangan Mama agar terhindar dari perintah untuk segera ke
toilet.
Hal ini merupakan respons dari anak
untuk menghindari rasa sakit dari proses buang air besar yang membuatnya
trauma.
Mama dapat mendatanginya dengan
perasaan yang tenang dan hindari penggunaan nada tinggi ketika sudah
menemukannya dari tempat persembunyiannya.
Marah hanya akan menambah tekanan
anak untuk semakin menghindari penggunaan toilet dan tertutup dengan Mama.
Menyilangkan kaki sebagai upaya untuk menahan buang air besar sembari membungkukkan badan
Perilaku seperti ini apabila
dilakukan secara berulang akan membentuk refleks pada tubuh anak.
Sehingga jika ia melakukannya pada
saat sakit perut, maka akan mampu menekan rasa untuk ingin buang air besar.
Jika anak mulai menunjukkan perilaku
ini, bahkan sudah menjadi kebiasaan, Mama harus melakukan pemeriksaan, apakah
ada gumpalan yang terasa di bagian kiri bawah perut.
Karena apabila iya, itu artinya Mama
harus segera menyiapkan dan memberikan obat pencahar kepada anak sebagai
langkah pertama evakuasi sembelit.
Kebiasaan anak yang selalu menahan
buang air besar akan membuat feses menumpuk.
Sehingga, inilah awal mula dari
munculnya konstipasi atau sembelit pada anak.
Menangis apabila diminta untuk ke toilet
Anak biasanya akan lebih menyukai
sesuatu hal yang sesuai dengan kondisi hatinya.
Apabila si Kecil ‘dipaksa’ untuk
melakukan yang tidak sesuai, maka ia akan mengutarakannya dengan tindakan yang
tidak menyenangkan.
Lalu, apabila sudah terpojok dan
tidak mampu lagi menghindar, biasanya anak akan menangis.
Dalam menghadapinya, Mama harus
tetap sabar. Ketahuilah bahwa menangis adalah respons anak untuk meminta
validasi atas perasannya.
Sebagai orangtua, tentu kita harus
mendengar alasan anak menangis.
Lalu saat anak sudah terbuka dan
siap menerima masukan, berikan pemahaman padanya bahwa pergi ke toilet bukanlah
hal yang menyeramkan.
Terutama ketika ingin buang air,
toilet adalah tempat yang harus dituju supaya feses tidak menumpuk.
Mama mungkin juga dapat
memberitahukan padanya akibat dari tertumpuknya feses di dalam perut, akan
menyebabkan rasa yang lebih sakit apabila semakin ditunda untuk keluar.
Anak merasa cemas dengan toilet
Tanda selanjutnya adalah anak
mengalami kecemasan saat harus buang air besar.
Di benaknya, mungkin saja ia
memikirkan hal-hal menakutkan yang akan ia temui saat berada di toilet.
Biasanya, anak memang akan sendirian
saat berada di toilet.
Terutama ketika BAB, butuh waktu
yang lebih lama untuk mengeluarkannya daripada buang air kecil.
Anak mama bisa saja juga memikirkan
rasa sakit ketika mengejan.
Untuk membantu anak menghilangkan
rasa cemasnya, Mama harus selalu mendorong dan memberikan pandangan positif
pada si Kecil!
Di awal-awal ketika kecemasan anak
masih tinggi, Mama bisa menemaninya dulu di kamar mandi dan mengajaknya
berbicara untuk mengalihkan rasa cemasnya.
Walaupun sembari berbincang, jangna
lupa pastikan juga anak tetap fokus mengejan.
Frekuensi buang air besar kurang dari dua kali seminggu
Tanda yang satu ini tidak dilihat
dari bagaimana sikap si anak, namun mengharuskan Mama untuk lebih perhatian
terhadap pola buang air besar pada anak.
Apabila anak mengalami tanda ini,
Mama harus waspada! Bisa jadi anak telah mengalami sembelit.
Kondisi sembelit dapat membuat feses
menjadi keras, anak pun akan lebih merasakan nyeri dari biasanya.
Sembelit bisa disebabkan oleh pola
makan yang kurang baik.
Misalnya, si Kecil jarang
mengonsumsi sayur dan buah yang kaya akan serat.
Untuk mengatasinya, Mama dapat
memberikan obat pencahar.kepada anak dan pastikan anak mama mengonsumsi
makanan-makanan sehat.
Dari tanda-tanda diatas apakah anak
mama sedang mengalaminya?
Si Kecil harus mulai memahami siklus
buang air besar pada manusia, karena itu adalah proses pencernaan yang tidak
bisa dihindari.
Mama bisa membiasakan si Kecil untuk
menggunakan toilet dan tidak takut buang air besar lewat cara yang dinamakan
Potty Training.
Saat melatih, jangan lupa siapkan
ukuran toilet yang memang sesuai dengan ukuran tubuhnya ya.
Karena mungkin, si Kecil belum
nyaman dengan ukuran toilet yang biasa digunakan orang dewasa.
Pastikan juga si Kecil menerapkan
pola hidup sehat, supaya terhindar dari penyakit.
Penutup
Demikian artikel dari Kamus Mama mengenai Tanda Anak Takut Buang Air Besar.
Mohon saran dari pembaca untuk
kelengkapan isi artikel ini, silahkan saran tersebut dapat disampaikan melalui
kolom komentar.
Baca artikel lain :
- Gejala Alergi Makanan pada Anak
- Cara Menangkal Kemarahan Anak
- Kepribadian Anak, apa saja jenisnya
- Ciri Anak Overstimulasi
- Dampak Stunting pada Anak
- Tips Mencegah Anak Mabuk Perjalanan
Sumber referensi :
- berbagai sumber
Posting Komentar untuk "Tanda Anak Takut Buang Air Besar"