Masalah Gizi pada Anak Balita
Masalah Gizi pada Anak Balita
Apa saja jenis masalah Gizi yang
umum terjadi pada Anak Balita? biasanya disebabkan karena kurangnya nutrisi
yang baik.
Nutrisi ini sangat penting bagi
balita untuk mencapai potensi fisik dan perkembangannya.
Tumbuh kembang serta kesehatan
anak-anak merupakan prioritas utama setiap orangtua.
Ada banyak hal yang dilakukan
orangtua untuk memastikan anak memiliki tumbuh kembang yang optimal.
Kebutuhan makanan dan gizi anak-anak
berbeda dengan orang dewasa, karena mereka masih dalam masa pertumbuhan.
Namun, memastikan si Kecil menerima
nutrisi yang tepat setiap hariya dapat menjadi tantangan.
Kebiasaan sehari-hari hingga
kurangnya pengenalan anak terhadap berbagai makanan bisa menyebabkan masalah
gizi pada balita.
Jadi apa saja masalah gizi yang umum
terjadi pada anak balita? berikut berbagai informasinya.
Gagal tumbuh kembang
Gagal tumbuh kembang adalah istilah
yang merujuk pada anak yang berat atau kenaikan berat badannya tidak sesuai
dengan anak seusianya.
Anak-anak mungkin tampak jauh lebih
pendek atau lebih kecil daripada yang lain, dan perkembangan normal, seperti
pubertas yang mungkin tertunda.
Sementara gagal tumbuh kembang dapat
menjadi gejala kondisi medis seperti kelainan kromosom, infeksi kronis dan
berat badan lahir rendah, hingga berperannya gizi buruk.
Untuk mengatasi gagal tumbuh kembang
yang disebabkan oleh pola makan yang buruk, penting untuk mendorong pola makan
seimbang termasuk buah-buahan, sayuran, dan protein pada balita sejak dini.
Penolakan makanan
Penolakan makanan merupakan
penyumbang besar penyebab utama terjadinya gizi buruk pada anak.
Entah itu karena tidak menyukai
warna atau tekstur tertentu, beberapa balita hanya pilih-pilih pada makanan
tertentu.
Dilansir dari National Institutes of
Health, kondisi ini disebut sebagai food jag.
Yaitu ketika seorang anak menolak
untuk mengonsumsi berbagai makanan sehat dan membatasi dirinya hanya pada satu
makanan atau kelompok makanan tertentu.
Untuk mencegahnya, Mama bisa membuat
aturan bahwa balita setidaknya harus mencicipi setiap makanan di piringnya,
sedikit demi sedikit.
Ini dapat membantu kebiasaan makan
yang berubah seiring waktu dan, pada akhirnya, anak akan mulai terbiasa mencoba
makanan lain.
Alergi dan intoleransi
Alergi makanan secara umum dapat
terjadi pada anak-anak.
Beberapa alergi yang paling umum
adalah pada makanan berupa telur, susu, dan kacang tanah.
Intoleransi gluten dan laktosa juga
bisa menjadi salah satu faktor.
Jika balita memiliki alergi, hal ini
dapat memengaruhi kemampuannya untuk mendapatkan nutrisi tertentu.
Misalnya, alergi susu atau
intoleransi laktosa dapat memengaruhi asupan kalsium anak.
Jika Mama mencurigai si Kecil
memiliki alergi, bicarakan dengan dokter anak tentang kemungkinan suplemen
nutrisi yang mungkin diperlukan.
Malnutrisi
Malnutrisi secara sederhana berarti
keadaan gizi buruk atau tidak sesuai.
Di negara berkembang, kata
malnutrisi memunculkan gambaran tentang anak yang sangat kurus, serta memiliki
berat dan tinggi yang tak sesuai dengan usianya.
Jika keadaan gizi buruk berlanjut
untuk waktu yang lama, tinggi badan anak juga akan terpengaruh.
Hal ini menimbulkan keadaan penyakit
perawakan pendek atau stunting.
Tak hanya menyebabkan anak kurus,
kekurangan gizi ini juga bisa menyebabkan anak obesitas.
Hal ini terjadi ketika seorang anak
mendapatkan lebih banyak kalori daripada yang dibutuhkan tubuhnya, dan
seringkali dari sumber yang buruk yaitu makanan yang tidak padat nutrisi.
Hal ini dapat mengakibatkan berbagai
efek negatif pada sistem kardiovaskular, keseimbangan hormon, sendi, dan
lainnya.
Gejala dan kondisi sekunder akan
bervariasi dengan kekurangan nutrisi lain dan toksisitas terkait dengan diet
khusus anak.
Untuk mencegah malnutrisi, dorong
makanan yang mengandung serat, seperti :
- sereal sarapan tinggi serat,
- roti gandum, kentang, pasta gandum,
- lima porsi buah/sayuran sehari,
- kacang-kacangan.
Serta perlu diperhatikan juga
seberapa banyak asupan cairan yang diperlukan oleh balita.
Anemia defisiensi besi
Anemia adalah suatu kondisi di mana
tubuh tidak memiliki cukup sel darah merah yang sehat.
Pola makan yang kurang zat besi
adalah penyebab paling umum dari anemia.
Ini sering terjadi pada anak kecil,
biasanya antara usia 9 dan 24 bulan, yang dietnya terdiri dari banyak susu dan
tidak banyak makanan kaya zat besi.
Susu sapi mengurangi kemampuan tubuh
untuk menyerap zat besi dan dapat menyebabkan usus kehilangan sejumlah kecil
darah, yang selanjutnya mengurangi sel darah merah.
Sehingga untuk mengatasinya, Mama
perlu memberikan makanan yang kaya akan zat besi, antara lain seperti :
- daging
- ikan
- unggas
- kuning telur
- polong-polongan
- roti gandum utuh
- kismis
Selain itu, ada sumber lain yang
kebanyakan dokter anak juga akan memberi resep yakni melalui suplemen zat besi.
Demikian beberapa masalah gizi yang
umum terjadi pada anak balita.
Kenyataan yang terjadi bahwa masalah
gizi memang sangat sering terjadi pada balita.
Setiap orangtua mencoba yang terbaik
untuk memberi anak semua yang dibutuhkan untuk kehidupan yang sehat dan
bahagia.
Nutrisi yang baik sangat penting
bagi semua anak untuk mencapai potensi fisik dan perkembangannya.
Sehingga penting untuk membiasakan
anak agar mengonsumsi makanan yang sehat sejak usia dini, dan tentunya dengan
cara yang menyenangkan.
Penutup
Demikian artikel dari Kamus Mama mengenai Masalah Gizi pada Anak Balita.
Mohon saran dari pembaca untuk
kelengkapan isi artikel ini, silahkan saran tersebut dapat disampaikan melalui
kolom komentar.
Baca artikel lain :
- Cara Menurunkan Panas Anak Balita
- Penyakit Diabetes Anak
- Penyakit Jantung Bawaan Anak
- Penyebab Bayi Alergi Minyak Telon
- Ciri Bayi Alergi Minyak Telon
- Mengatasi Gigi Berlubang Anak 3 Tahun
- Penyakit Glaukoma pada Anak
- Apa itu Hiperleksia pada Anak
- Tanda Flu pada Anak 1 Tahun
- Vaksin Demam Berdarah untuk Anak
- Manfaat Balsem Anak
- Buah Ampuh Sembuhkan Diare Anak
- Muntaber
pada Anak Balita
- Gejala
Alergi Makanan pada Anak
- Hernia pada
Anak
Sumber referensi :
- berbagai sumber
Posting Komentar untuk "Masalah Gizi pada Anak Balita"